Saturday, October 23, 2010

Kartu Natal Yang Sederhana

Abbie baru masuk kelas satu disebuah SMU dipusat kota. Ia seorang gadis pemalu dan jarang memperlihatkan perasaannya. Tak pernah terbayangkan olehnya bahwa dia akan kesepian. Tetapi,segera saja dia memimpikan kembali kelas tiga SMP-nya. Kelas ityu dulu adalaah kelas yang kecil dan ramah. Sementara sekolah baru ini terlalu dingin dan kejam.
Tampaknya tak seorang pun siswa disekolah ini peduli apakah Abbie merasa diterima atau tidak. Abbie seorang gadis yang penuh perhatian,tetapi sifat pemalunya membuat abbie sulit mendapatkan teman. Memang ada sesekali menemaninya--tahu kan,jenis teman yang suka memanfaatkan kebaikannya dengan menipu.
Dia melintasi lorong sekolah setiap hari tanpa pernah dipedulikan siswa lain; tak ada yang mengajak bicara,sehingga suaranya tak pernah terdengar. Demikian parahnya keadaan itu sehingga. Abbie lama-lama merasa bahwa pendapatnya memang tak cukup baik untuk didengarkan oleh orang lain. Maka,dia pun terus berdiam diri,nyaris bisu.
Orangtuanya sangat mencemaskannya karena takut Abbie tak akan pernah punya teman. Dan,karena mereka sudah bercerai,mereka merasa bahwa Abbie sangat perlu sering mengobrol dengan temannya. Orangtuanya berusaha keras agar Abbie bisa bergaul. Mereka membelikannya pakaian bagus-bagus dan CD, tetapi semua itu tak ada gunanya
Sayangnya,orangtua Abbie tak tahu bahwa Abbie sering merencanakan mengakhiri hidupnya. Dia sering menangis sampai tertidur, dan yakin bahwa tak seorang pun mencintainya dan mau menjadi teman sejatinya.
Teman barunya, Tammy,memanfaatkannya untuk membuatkan pekerjaan rumah dengan pura-pura membutuhkan bantuan. Bahkan,lebih buruk lagi, Tammy tidak pernah mengajak Abbie ikut bermain dengannya. Hal ini semakin memojokkan Abbie.
Keadaanya semakin memburuk setelah musim panas; Abbie sendirian saja tanpa kegiatan apa pun sehingga dia sering memikirkan yang bukan-bukan. Dia membiarkan dirinya percaya bahwa hidup itu memang kejam. Baginya hidup itu tak ada gunanya.
Dia naik ke kelas dua dan bergabung dengan kelompok remaja Kristen digereja setempat, dengan harapan bisa mendapatkan teman. Dia bertemu dengn orang-orang yang diluar nya tampak seperti menyambutkehadirannya tetapi dalam hati mengharapkan Abbie tak mendekati kelompok mereka.
Pada saat natal,Abbie sudah begitu menderita sampai-sampai dia harus minum obat tidur supaya bisa tidur. Seakan-akan dia mulai tergelincir keluar dari dunia ini.
Akhirnya,dia memutuskan untuk melompat dari jempatan pada malam natal, pada saat orangtuanya sedangmenghadiri pesta natal. Ketika dia meninggalkan rumahnya yang hangat, berjalan menuju jembatan itu, dia memutuskan untuk meninggalkan surat untuk orangtuanya. Ketika dia membuka kotak surat, dia menemukan ada beberapa pucuk surat didalamnya.
Dia mengambil surat-surat itu, ingin tahu siapa pengirimnya. Ada surat dari kakek dan nenek Knight, dua surat dari tetangga....lalu dia melihat sepucuk yang ditujukan kepadanya. Dia segera membuka amplopnya. Ternyata dari seorang pemuda dikelompok remaja itu.

Dear Abbie,
Aku ingin meminta maaf karena tidak dari dulu mengajakmu mengobrol, tetapi orangtuaku sedang merencanakan untuk bercerai,jadi aku tak sempat mengobrol dengan siapa pun. Aku berharap kamu dapat membantuku menjawab sejumlah pertanyaan tentang anak-anak korban perceraian. Kuerasa kita bisa bersahabat dan saling menolong. Sampai jumpa di kelompok remaja dihari minggu!
Dari temanmu,
Wesley Hill

Dia menatap kartu itu sejenak,membacanya berulang-ulang. "Bersahabat," Abbie tersenyum, menyadari bahwa ada seorang yang menaruh perhatian padanya dan menghendaki Abbie Knight yang biasa-biasa saja dan pendiam ini menjadi temannya. Abbie merasa dirinya sangat istimewa.
Dia berbalik dan kembali masuk ke rumah. Dia langsung menelevon Wesley. Rasanya kita bisa menyebut Wesley sebagai mukjizat natal, karena persahabatan adalah hadiah terbaik yang anda berikan kepada orang lain.

No comments:

Post a Comment